WELCOME TO MIXONE CLASS

Cerita Pendek



Tittle    : Painful Love
Cast     : - Shin Min Ra
              - Kim Mingyu
Genre : Sad (maybe), School Life (little) yang lainnya cari sendiri...
Rating : T (siapa aja boleh koo.. Bebas)

~~~~
Summary : Dia itu seperti bintang, sulit untuk di gapai. Orang bilang, jika kau ingin bersama dengan bintang, kau harus menjadi bulan, dengan begitu kau bisa bersama dengan bintang. Tetapi, menurutku TIDAK! Kenapa? Karena bintang dan bulan memang selalu bersama, tetapi mereka terpisahkan oleh jarak. Maka dari itu, aku ingin menjadi langit, tempat berpijaknya bintang dan bulan. Tempat dimana mereka bisa beristirahat dengan damai.

                                                           ~Painful Love~
  
            Hwarang High School adalah sekolah terpandang di Seoul, Korea Selatan. Sebuah sekolah seni megah, mewah nan elit yang banyak orang impikan. Semua murid yang bersekolah di sini mempunyai potensi dan talenta tersendiri. Semua arsitektur tertata rapih dan cantik di sepanjang koridor. Bahkan, sekolah ini bisa di bilang sekolah yang bernuansa istana.
            Seorang gadis cantik, terlihat sedang menopangkan dagu di kedua tangannya, memperhatikan seseorang yang menurutnya adalah “The Big Star” kehidupannya, lewat jendela kelas. Sudah terhitung lama semenjak gadis cantik ini menaruh rasa terhadap pria yang tengah bermain basket di lapangan itu.
            Menyukai pria itu dalam diam, menurutnya lebih baik daripada harus mengatakan atau mencurahkan apa yang ia rasakan terhadap pria tersebut. Gadis ini adalah Shin Min Ra, gadis pintar namun pendiam. Min Ra bukannya tidak ingin bergaul dengan yang lainnya, tetapi penyakitnya yang mengharuskan ia bersikap seperti itu, menjadi seseorang yang penyendiri.
            Shin Min Ra mengidap penyakit Hypoxia, penyakit yang berada di saluran pernapasan akibat kekurangan oxygen, penyakit ini bisa mengakibatkan kematian. Min Ra tidak ingin orang-orang yang dekat dengannya merasakan kesedihan ketika ia harus meniggalkan mereka. Orangtuanya terlalu sibuk sampai mereka yang berstatus orangtua Min Ra pun tidak tahu menahu tentang penyakit yang ia alami. Miris? Memang! Ironis? Sangat!. Maka dari itu, Min Ra selalu ingin bersama dengan orang yang ia sayangi dan cintai terutama “The Big Star” nya, walaupun ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan dan dalam diam.
            Nama pria itu adalah Kim Mingyu, orang yang memiliki banyak talenta di Hwarang High School, salah satu andalan sekolah dan disukai banyak orang. Min Ra tahu, sangat tahu, bahkan tahu dengan sangat baik bahwa perasaan yang tengah ia rasakan akan membuatnya lebih sakit lagi dan berat untuk meninggalkan dunia ini. Tetapi mau diapakan? Palu telah menancapkan paku ke kayu yang kuat dengan sangat dalam.  Jika kau ingin melepaskan paku itu, maka kau harus berusaha dengan sangat keras, karena paku tersebut menancap sangat dalam terhadap kayu itu, atau kau bisa menunggu, yah menunggu kayu kuat itu ropos, agar memudahkanmu untuk mencabut paku tersebut.
            Setiap malam datang menyapa, Min Ra selalu memandangi bintang-bintang di langit malam. Min Ra selalu mencari bintang yang berkilau untuk ia panjatkan doa mebuat sebuah harapan. Harapan untuk hidup lebih lama lagi, agar penyakitnya yang telah kritis tersembuhkan, agar ia dapat melihat orang yang ia sayangi dan cintai lebih lama lagi.
            Sebulir air bening melintas terjatuh di pipi mulus Min Ra, ia menangis. Menyadari kehidupannya yang hampa tanpa ada seorangpun yang berada disisinya untuk menemaninya, merasa kehidupannya monoton. Banyak orang disekitarnya, tetapi ia tidak dapat merasakannya. Hingga Min Ra merasakan nafasnya mulai sesak, ia sadar saat ini penyakitnya kambuh, ia butuh obat, butuh oxygen agar ia bisa bertahan. Namun apa daya, tidak ada siapapun, tidak ada yang membantunya. Semuanya menghilang...
            Saat ia mulai merasa ‘waktunya’ telah tiba, Min Ra menyunggingkan senyumnya dan bergumam sambil masih menatap bintang di langit “Dia itu seperti bintang, sulit untuk di gapai. Orang bilang, jika kau ingin bersama dengan bintang, kau harus menjadi bulan, dengan begitu kau bisa bersama dengan bintang. Tetapi, menurutku TIDAK! Kenapa? Karena bintang dan bulan memang selalu bersama, tetapi mereka terpisahkan oleh jarak. Maka dari itu, aku ingin menjadi langit, tempat berpijaknya bintang dan bulan. Tempat dimana mereka bisa beristirahat dengan damai.”


Cipt. Siti Liwuliyya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar